NEWSTICKER

Tag Result:

Membajak Dogma Kesinambungan Pembangunan

Membajak Dogma Kesinambungan Pembangunan

Nasional • 2 hours ago

Untuk menjadi negara besar dan maju bangsa ini memang butuh keberlanjutan pembangunan, tetapi hal tersebut dapat menjadi dogma yang berbahaya jika presiden berpikir bahwa hanya orang-orang nyalah yang bisa melakukan hal itu.

Pembangunan memang perlu kesinambungan, tidak ada yang bisa menyangkal pakem itu. Pun,  di negeri ini kita tak ingin pembangunan selalu kembali dimulai dari Separuh jalan atau bahkan titik nol ketika penguasa berganti. 

Pemerintah boleh bersulih, presiden tak selamanya menjabat tapi pembangunan wajib bergerak di trek yang tepat. Pada konteks itu kita sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat berpidato pada upacara memperingati hari lahir Pancasila di kawasan Monas, Jakarta 1 Juni 2023. Menurut presiden, sebagai pondasi negara Pancasila harus terus dipegang teguh untuk kemajuan bangsa, bangsa ini yang sedang berjuang untuk menghadirkan pembangunan yang adil dan merata pun butuh kesinambungan dankeberlanjutan.

Jokowi menegaskan, personal dalam pemerintah bisa berganti, tapi perjuangan tak boleh berhenti. Penegasan itu bagus, sangat bagus, yang jadi soal ialah jika atas nama kesinambungan keberlanjutan dan perjuangan presiden cawe-cawe dalam pemilihan pemimpin berikutnya.

Kesinambungan, keberlanjutan dan perjuangan adalah keniscayaan. Namun, ia dapat pula menjadi dogma yang berbahaya. Berbahaya jika presiden berpikir bahwa hanya orang-orang yang bisa melakukan itu, berbahaya jika dia berpandangan bahwa mereka yang bukan atau yang tak mau menjadi orang-orangnya tak mampu melakukan, sehingga tak boleh menggantikan pemerintahannya. Lebih berbahaya lagi jika pikiran dan pandangan itu dibarengi dengan campur tangan dalam kompetisi.

Presiden yang masih memegang kendali segala sumber daya dan aparatur negara akan menjadi tidak netral. Padahal, ketidaknetralan penguasa ialah biang penyebab pemilu yang tak jujur dan tidak adil.

Celakanya pula Jokowi sudah menunjukkan di mana ia berdiri dalam pesta demokrasi nanti. Jokowi mengakui dirinya cewe-cewe di Pilpres 2024 dengan dalih demi kepentingan negara dan keberlanjutan pembangunan, dalih yang klise, yang dibuat-buat, yang salah kaprah.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan memang berkepentingan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan nasional. Namun, caranya tak boleh vulgar, tak boleh berpihak, jangan memalukan. Kalau ingin pembangunan dilanjutkan persiapkan saja rencana pembangunan jangka panjang nasional 2025-2045 sebagai pedoman bagi pemerintahan berikutnya.

Sebagai pejabat publik nomor satu tak sepantasnya presiden sibuk berpolitik praktis hanya untuk memastikan presiden terpilih nanti adalah penerusnya biarkan putra-putri terbaik bangsa siapapun dia menjadi pengganti lewat pemilihan yang fair.

Percayakan kepada presiden terpilih nanti untuk melanjutkan program pembangunan yang sudah baik, meninjau kembali yang seolah-olah baik dan memperbaiki yang tidak baik. Menekankan pentingnya keberlanjutan pembangunan lalu membajaknya sebagai alasan untuk cewe-cewe di Pilpres, serupa dengan cara Pak Harto mempertahankan kekuasaannya di era orde baru.

Jokowi bisa menjadi presiden karena reformasi, tak Semestinya dia bersikap dan berperilaku seperti penguasa zaman otoritarian dulu.

Membajak Dogma Kesinambungan Pembangunan

Membajak Dogma Kesinambungan Pembangunan

Nasional • 14 hours ago

Untuk menjadi negara besar dan maju, bangsa ini butuh keberlanjutan pembangunan. Namun, bukan berarti keberlanjutan pembangunan hanya bisa dan cuma boleh dilakukan oleh kepanjangan tangan mereka yang sedang berkuasa. 

Bahwa pembangunan memang perlu kesinambungan, tidak ada yang bisa menyangkal pakem itu. Pun di negeri ini, kita tak ingin pembangunan selalu kembali dimulai dari separuh jalan atau bahkan titik nol ketika penguasa berganti. Pemerintah boleh bersulih, presiden tak selamanya menjabat, tapi pembangunan wajib bergerak di trek yang tepat.

Pada konteks itu, kita sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat berpidato pada upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Kawasan Monas, Jakarta, kemarin. Menurut Presiden, sebagai pondasi negara, Pancasila harus terus dipegang teguh untuk kemajuan bangsa. Bangsa ini yang sedang berjuang untuk menghadirkan pembangunan yang adil dan merata pun butuh kesinambungan dan keberlanjutan.

Jokowi menegaskan, personel dalam pemerintah bisa berganti tapi perjuangan tak boleh berhenti. Penegasan itu bagus, sangat bagus. Yang jadi soal ialah jika atas nama kesinambungan, keberlanjutan, dan perjuangan, presiden cawe-cawe dalam pemilihan pemimpin berikutnya.

Kesinambungan, keberlanjutan, dan perjuangan adalah keniscayaan. Namun, ia dapat pula menjadi dogma yang berbahaya. Berbahaya jika presiden berpikir bahwa hanya orang-orangnya yang bisa melakukan itu. Berbahaya jika dia berpandangan bahwa mereka yang bukan atau yang tak mau menjadi orang-orangnya tak mampu melakukan sehingga tak boleh menggantikan pemerintahannya.
 
Lebih berbahaya lagi jika pikiran dan pandangan itu dibarengi dengan campur tangan dalam kompetisi. Presiden yang masih memegang kendali segala sumber daya dan aparatur negara akan menjadi tidak netral, padahal ketidaknetralan penguasa ialah biang penyebab pemilu yang tak jujur, tidak adil. 

Celakanya pula, Jokowi sudah menunjukkan di mana ia berdiri dalam pesta demokrasi nanti. Dia mengakui dirinya cawe-cawe di Pilpres 2024 dengan dalih demi kepentingan negara dan keberlanjutan pembangunan. Dalih yang klise, yang dibuat-buat, yang salah kaprah.
 
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan memang berkepentingan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan nasional. Namun, caranya tak boleh vulgar, tak boleh berpihak, jangan memalukan. Kalau ingin pembangunan dilanjutkan, persiapkan saja Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 sebagai pedoman bagi pemerintahan berikutnya. 

Sebagai pejabat publik nomor satu, tak sepantasnya presiden sibuk berpolitik praktis hanya untuk memastikan presiden terpilih nanti adalah penerusnya. Biarkan putra-putra terbaik bangsa, siapa pun dia, menjadi pengganti lewat pemilihan yang fair. Percayakan kepada presiden terpilih nanti untuk melanjutkan program pembangunan yang sudah baik, meninjau kembali yang seolah-olah baik, dan memperbaiki yang tidak baik. 

Menekankan pentingnya keberlanjutan pembangunan lalu membajaknya sebagai alasan untuk cawe-cawe di pilpres serupa dengan cara Pak Harto mempertahankan kekuasaannya di era Orde Baru. Jokowi bisa menjadi presiden karena reformasi. Tak semestinya dia bersikap dan berperilaku seperti penguasa jaman otoritarian dulu.

Abdillah Toha Soroti Manuver Politik Jokowi Membahayakan Demokrasi

Abdillah Toha Soroti Manuver Politik Jokowi Membahayakan Demokrasi

Nasional • 15 hours ago

Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus penasihat wakil presiden periode 2009-2014, Abdillah Toha mengirim surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Abdillah menilai manuver politik Jokowi membahayakan demokrasi bangsa. 

"Tapi yang utama dan yang terpenting dalam tulisan singkat ini adalah saya merasa di ujung jabatan bapak, presiden kita telah mengambil langkah-langkah dan manuver-manuver politik yang membahayakan demokrasi kita," kata Abdillah Toha. 

Menurut Abdillah Toha, Jokowi tidak lagi berfokus pada pekerjaan utama selaku kepala negara yang telah dimandatkan rakyat. Namun, memilih bermanuver dengan merusak demokrasi, antara lain membatasi jumlah calon presiden oleh undang-undang. 

Abdillah Toha juga mewanti-wanti manuver politik Jokowi demi keuntungan pribadi maupun kelompok terdekatnya dapat dikategorikan sebagai perbuatan koruptif. 

Sebelum melangkah lebih jauh dan merusak demokrasi bangsa, Abdillah berharap Jokowi dapat berubah serta memperbaiki diri menjadi presiden yang menjamin kelancaran Pemilu 2024 dengan damai, adil dan jujur. 

Pendiri PAN: Jokowi Sudah Berubah

Pendiri PAN: Jokowi Sudah Berubah

Nasional • 16 hours ago

Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Dalam surat tersebut, Abdillah menyoroti sikap politik Jokowi yang berubah. 

Abdillah menegaskan, dirinya merupakan salah satu pendukung Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019 silam. Namun, langkah politik Jokowi dinilai berubah di periode kedua.

"Di periode kedua itu saya masih mendukung pak Jokowi, tapi kemudian langkah-langkah yang diambil pak Jokowi itu tidak mencerminkan sikap demokrat yang berpihak pada rakyat," ujar Abdillah Toha di Primetime News, Kamis (1/6/2023).

Abdillah menyoroti bagaimana Jokowi berkali-kali menyatakan bahwa dia akan memimpin Indonesia pada periode kedua dengan tanpa beban. Awalnya, pernyataan Jokowi itu disambut gembira dan ditafsirkan bahwa ia tidak terbebani lagi tekanan politik.

"Tapi ternyata apa yang dilakukan beliau itu sebaliknya. Tidak terbebani oleh rakyat," kata Abdillah.

Pada kesempatan yang sama, Abdillah menyebut surat terbuka yang ia berikan untuk Presiden Jokow itu bukan hal baru yang ia lakukan. "Surat terbuka semacam ini, itu bukan pertama kali buat saya," ujarnya.

Abdillah Toha mengaku, dirinya pernah menyampaikan surat terbuka kepada PAN. Surat itu dikirim ketika Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden dari Prabowo mengklaim sudah menang Pilpres, padahal belum ada pengumuman apapun.

"Saya dan kawan-kawan, termasuk pak Goenawan Mohmmad, Albert Hasibuan, dan tokoh-tokoh lain juga pernah menyampaikan surat terbuka kepada Partai Amanat Nasional agar pak Amien Rais mundur tidak boleh lagi ikut campur, sudah serahkan kepada yang muda-muda," lanjut Abdillah Toha.

Abdillah menyebut, surat terbuka yang diberikan kepada Jokowi sebagai tanda nasehat yang berguna bagi negeri. "Memang itu bisa dibaca sebagai nasehat, maupun bisa dibaca sebagai kritik. Tergantung bagaimana anda melihatnya," ucapnya.

Diketahui, Abdillah Toha merupakan Penasehat Wakil Presiden RI 2009-2014 bidang Telaah Strategi. Ia juga pernah menjadi Anggota DPR RI Daerah pemilihan Banten 2, periode 2004-2009 asal PAN.

Pada 1998 saat terjadi gerakan reformasi dan setelah turunnya Soeharto, Abdillah bersama dengan Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjadi salah seorang formatir pertama dan ketua DPP PAN.

Sebagai anggota DPR, Abdillah duduk di Komisi I DPR dan Ketua Fraksi PAN. Saat itu juga dia menjabat sebagai ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dan Vice President Executive Committee dari Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss.

Jokowi Dinilai Sulit Pisahkan Agenda Pribadi dan Negara

Jokowi Dinilai Sulit Pisahkan Agenda Pribadi dan Negara

Nasional • 19 hours ago

Cawe-cawe politik, Jokowi dinilai sulit pisahkan agenda pribadi dan negara

Jokowi: Pemimpin Bisa Berganti, Pembangunan Tak Boleh Berhenti

Jokowi: Pemimpin Bisa Berganti, Pembangunan Tak Boleh Berhenti

Nasional • 22 hours ago

Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah saat ini tengah mengebut pembangunan demi mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Upaya tersebut sekaligus sebagai bentuk perjuangan atas ideologi Pancasila yang harus dipegang teguh.

Jokowi mengingatkan bahwa pembangunan yang sedang berjalan tidak boleh berhenti begitu saja. Ia berharap pembangunan terus berjalan walaupun pemerintahan bisa saja berganti.

"Ini butuh kesinambungan dan keberlanjutan. Personel dalam pemerintah bisa berganti tapi perjuangan tak boleh berhenti," ujar Presiden Jokowi saat bertindak sebagai inspektur upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis, 1 Juni 2023.

Sejauh ini, Jokowi menyebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil bertahan di tengah krisis yang terjadi. Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik dengan investasi dan lapangan kerja yang bertambah.
 
"Keberhasilan ini adalah sumbangsih anak bangsa berkat persatuan, kerja keras, gotong-royong bangsa ini berhasil menghadapi tantangan melawan dunia. Fondasinya adalah ideologi Pancasila yang diwariskan Presiden pertama Soekarno," katanya.

Jokowi mengungkapkan, saat ini keadilan, pemerataan dan kesejahteraan adalah yang ingin dicapai oleh pemerintah. Berbagai upaya dilakukan melalui reformasi struktural untuk peningkatan SDM, hilirisasi industri, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.

"Kita ingin kekayaan alam negeri ini bermanfaat maksimal bagi kesejahteraan rakyat, rakyat di luar Jawa juga merasakan manfaat yang signifikan dari pembangunan yang ada," ungkapnya. 

Pansel Calon DK OJK Laporkan Hasil Seleksi kepada Presiden

Pansel Calon DK OJK Laporkan Hasil Seleksi kepada Presiden

Ekonomi • 1 day ago

Pansel Pemilihan Calon DK OJK menghadap Presiden Jokowi untuk melaporkan hasil seleksi calon anggota DK OJK untuk dua jabatan baru sesuai undang-undang.

Jokowi Diduga Izinkan Ekspor Pasir Laut Demi Singapura

Jokowi Diduga Izinkan Ekspor Pasir Laut Demi Singapura

Nasional • 1 day ago

Presiden Jokowi menekan peraturan pemerintah yang mengizinkan ekspor pasir laut. Banyak kalangan menentang kebijakan aneh itu, termasuk muncul tudingan presiden menjual Tanah Air dengan kebijakan tersebut. 

Kejutan pahit datang dari Istana. Presiden Jokowi meneken PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Subtansi PP ini adalah pemerintah kembali membuka keran ekspor pasir laut setelah dilarang selama dua puluh tahun terakhir. 

Pemerintah menjelaskan tujuan utama dari penerbitan peraturan tersebut adalah pemanfataan pasir laut, untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, seperti reklamasi dan meningkatkan infrastruktur di laut.

Selain itu, pembukaan keran ekspor diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara termasuk peningkatan devisa negara, peningkatan lapangan kerja dan pengembangan sektor industri terkait.

Pemerintah mengatakan dari sisi ekologi kembali dibukanya keran ekspor pasir laut, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan laut. Menurut Luhut selaku Menko Marves, ekspor pasir laut memiliki manfaat untuk mendukung kegiatan ekonomi dan industri khususnya pendalaman alur laut.

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut izin ekspor pasir laut dilakukan atas sejumlah pertimbangan. Salah satunya sedimentasi yang akan menyebabkan pendangkalan dan kecelakaan di jalur laut.

Namun, pernyataan itu ditentang Lembaga swadaya masyarakat wahana lingkungan hidup (Wahli). Walhi bahkan menantang untuk pemerintah menunjukkan di mana saja lokasi sedimentasi itu. 

Walhi menyatakan bahwa dalih sedimentasi yang disebut dalam PP itu sebagai bentuk pengelabuhan terhadap rakyat. Walhi bahkan lebih keras lagi, menyebut izin ekspor pasir laut tidak sesedehana ekspor material, tapi sudah menjual Tanah Air.

Bukan hanya Singapura yang diuntungkan dengan ekspor pasir laut ini. Walhi juga melihat Tiongkok juga jauh lebih diuntungkan.

Namun isu jual nagara itu dibantah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Menurutnya, kebijakan Jokowi untuk mengizinkan kembali ekspor pasir laut adalah ingin menjual negara. Sakti mengatakan, pasir laut hasil sedimentasi yang dikeruk diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri, utamanya untuk mendukung reklamasi pembangunan IKN dan sejumlah infrastruktur.

Meski isu menjual Tanah Air dalam ekspor pasir itu dibantah pemerintah, namun sejumlah kalangan menilai kebijakan ekspor pasir laut berkaitan dengan perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura yang ditandatangani Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Jika kaitan itu benar, maka isu jual Tanah Air itu mendapat konfirmasi.

Pemerintah Disebut Beri Subsidi Kendaraan Listrik Guna Tekan Impor BBM

Pemerintah Disebut Beri Subsidi Kendaraan Listrik Guna Tekan Impor BBM

Nasional • 2 days ago

Pemerintah mengelontorkan dana triliunan untuk kendaraan listrik pada 2023 dan 2024. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengatakan subsidi itu diberikan dengan harapan impor BBM bisa berkurang.

"Impor BBM masih sangat tinggi, dan cukup menguras APBN," ungkap Moeldoko dalam program Hotroom Metro TV, Rabu, 31 Mei 2023.

Menurut Moeldoko, impor BBM cukup membebani APBN setiap tahunnya. Sehingga, rencana pemberian subsidi itu diharapkan menjadi pemecah untuk masalah tersebut. 

Selain itu, pemberian subsidi kendaraan listrik juga mendorong rencana Indonesia yang menjadikan negara nol emisi pada 2060. Oleh karena itu, kendaraan listrik dinilai bisa menjadi batu loncatan untuk menuju rencana tersebut.

Beranikah Presiden Jokowi Cawe-Cawe Sistem Pemilu?

Beranikah Presiden Jokowi Cawe-Cawe Sistem Pemilu?

Nasional • 2 days ago

Salah satu fraksi di DPR yang menolak sistem pemilu tertutup meminta Presiden Joko Widodo untuk cawe-cawe dalam persoalan ini dengan mengawal demokrasi, agar pemilu tetap menggunakan sistem proporsional terbuka.

"Beliau sampaikan kalau beliau harus ikut cawe-cawe untuk menjaga lanjutan pembangunan dan stabilitas negara dalam rangka Pemilu 2024. Maka, kami meminta presiden harus bisa mendukung apa yang menjadi harapan dari masyarakat," ujar Wakil Ketua Komisi V DPR fraksi NasDem, Roberth Rouw. 

Presiden Jokowi dinilai perlu cawe-cawe dan meyakinkan publik, bahwa sistem pemilu terbuka masih yang terbaik demi keberlanjutan demokrasi. Pasalnya, tahapan pemilu yang sudah berjalan pasti terganggu bila sistem pemilu diubah.

Apalagi, para caleg yang sudah mendaftarkan diri akan berbondong-bondong mundur, lantaran sudah mengetahui probabilitas keterpilihan dirinya di internal partai sendiri. 

Hal senada juga disebutkan oleh mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai chaos politik. 

Di Ambang Petaka Demokrasi

Di Ambang Petaka Demokrasi

Nasional • 2 days ago

Hasrat cawe-cawe Presiden Joko Widodo dalam kontestasi demokrasi bukan hanya akan berdampak secara moral dan psikologi politik rakyat sebagai pemilih. Namun yang paling dikhawatirkan yakni ketidaknetralan tersebut bakal diikuti oleh perangkat dan struktur negara serta pemerintahan di bawahnya.

Sangat disayangkan seorang Presiden mengumbar syahwatnya untuk turut campur dalam proses pencapresan dalam sebuah pernyataan eksplisit, terbuka dan tanpa tedeng aling-aling saat jamuan makan bersama pemimpin redaksi sejumlah media massa dan content creator di Istana Negara, Senin (29/5) sore. Padahal, sebelumnya Jokowi membantah cawe-cawe dalam proses pencapresan. 

Meskipun membantah  gerak dan manuver politik Jokowi seperti bertemu relawan dan menghadiri deklarasi calon presiden,  menegaskan kentalnya dukungan yang ingin ditunjukkan oleh Jokowi terhadap kandidat ataupun kekuatan politik tertentu.

Sikap inilah yang bisa memunculkan tafsir-tafsir beragam dari perangkat-perangkat negara di bawah kepemimpinannya saat ini. Tentu rakyat tidak ingin, ada perangkat pemerintahan dan negara yang menafsirkan harus ikut cawe-cawe untuk mensukseskan kandidat jagoan presiden.

Semestinya Presiden paham bahwa negara kita ini sedang krisis good governance dan clean government sehingga kalau Presiden itu berpihak pada kekuatan tertentu dan itu terlihat, dikhawatirkan nanti itu akan ditiru struktur bawahnya.

Jangan sampai karena ucapan presiden ini terjadi upaya penjegalan, muncul kriminalisasi dan perlakuan tidak fair terhadap kandidat yang tidak didukung Jokowi, juga potensi terjadinya kecurangan. Semua itu kekhawatirkan yang muncul akibat pernyataan tidak netral dan akan cawe-cawe.

Untuk itulah, Presiden perlu secara langsung menyampaikan kepada publik klarifikasi perihal cawe-cawe tersebut. Apa maksud dan makna pernyataan cawe-cawe presiden tersebut. Tidak cukup rasanya mengklarifikasi hanya lewat para menteri dan perangkat istana. 

Jangan sampai diamnya Presiden dimaknai mengiyakan atas adanya upaya intervensi dalam pencapresan. Jika dibiarkan tentu demokrasi yang telah berpuluh tahun dibangun akan berantakan akibat transisi kepimpinan yang penuh intervensi, mengangkangi konstitusi.

Sejak negeri ini memilih jalan demokrasi sebagaimana amanat konstitusi, setiap pelaksanaan pemilihan umum menjadi instrumen regenerasi kepemimpinan, termasuk Presiden dan Wakil Presiden untuk mengemban amanah dalam periode lima tahunan.

Rakyatlah yang bakal memilih dan menentukan, partai politik yang menyediakan para kandidatnya dan negara yang harus memastikan pelaksanaannya berjalan lancar, serta jujur dan adil. 

Haram hukumnya bagi negara bertindak di luar koridor menjamin penyelenggaraan pemilu. Presiden sebagai kepala negara sejatinya menjadi garansi pelaksanaan pemilu berjalan sesuai rel konstitusi memperlakukan setara dan adil para kandidat pesta demokrasi.

Namun sayang, Jokowi lebih memilih menunjukkan dirinya tidak berdiri di tengah. Tidak memposisikan sebagai negarawan yang siap untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada siapapun pilihan rakyat. Jokowi seperti belum tuntas dalam dua periode kepemimpinannya.

Kalaupun memang Jokowi merasa belum tuntas atas periode pemerintahannya. Lebih baik ikut saja lagi berkompetisi. Toh, konstitusi masih memberikan kesempatan bagi Jokowi untuk ikut kontestasi, tentunya sebagai calon wakil presiden.

Menjadi kandidat cawapres tentu akan lebih fair. Tidak hanya bagi kandidat lain, tetapi juga bagi rakyat sebagai pemilih. Artinya manuver politiknya akan transparan, terikat dengan semua aturan pemilu, diawasi sebagai peserta pemilu. 

Jangan cawe-cawe dari balik layar, jangan ada intervensi melalui invisible hand.

DPP PKS: Apapun Alasannya Presiden Tak Boleh Cawe-Cawe

DPP PKS: Apapun Alasannya Presiden Tak Boleh Cawe-Cawe

Nasional • 2 days ago

Presiden Jokowi di depan pemimpin media mengakui akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024. Menurut Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, pemimpin negara tidak boleh mengintevensi proses lima tahunan, apapun alasannya.

"Presiden tidak berhak cawe-cawe, harus benar-benar bijak," ungkap Mardani dalam program Primetime News Metro TV, Rabu, 31 Mei 2023.

Mardani mengatakan, sebagai kepala negara, Jokowi harus bersikap sebagai negarawan yang bijak agar dikenang oleh masyarakat setelah kepemimpinannya selesai. Jokowi diminta tidak membatasi atau memihak salah satu kubu demi melanjutkan proyeknya yang belum tuntas.

"Presiden itu kompas moral, jadilah negarawan jika ingin dikenang," ujarnya.

Mardani juga mengatakan setiap pemimpin memiliki cara kepemimpinan yang berbeda. Sehingga, biarkan para kandidat berkontestasi sesuai rencananya masing-masing, tidak perlu campur tangan presiden. 

Sudirman Said: Jokowi Abaikan Aspek Etis dan Kepatutan

Sudirman Said: Jokowi Abaikan Aspek Etis dan Kepatutan

Nasional • 2 days ago

Juru bicara Anies Baswedan, Sudirman Said menilai Presiden Jokowi mengabaikan aspek etis dan aspek kepatutan, karena terlalu repot cawe-cawe demi mendapatkan sosok penerus yang sesuai dengan seleranya.

"Ini satu ekpresi yang menurut saya sudah melupakan atau sudah mengabaikan aspek etis, aspek kepatutan dan saya sangat prihatin, karena negara kita ini negara yang hebat, tapi kemudian mendapatkan contoh dari pimpinan tertinggi negara seperti itu," ujar Sudirman Said dalam Primetime News Metro TV, Rabu (31/5/2023). 

Sudirman Said juga menilai tindakan cawe-cawe Jokowi seakan memberi sinyal bahwa Pemilu 2024 berjalan tidak netral.

Menurut Sudirman, jika benar tujuan cawe-cawe Jokowi demi menjaga kelanjutan pembangunan IKN, masih ada cara lain yang bisa dilakukan selain ikut campur kontestasi politik.

"Cara menjaga kelangsungan pembangunan, menurut saya mudah sekali dengan kebijakan regulasi dengan menempatkan birokrat yang profesional. Tapi yang lebih penting dengan program yang masuk akal yang secara jangka panjang memang justified," kata Said. 

"Apabila programnya baik-baik saja, sebetulnya tidak perlu ada kekhawatiran sama sekali untuk tidak berlanjut," sambungnya. 

Pengamat: Penjualan Pasir Laut Diprediksi Dilakukan 'Ugal-Ugalan'

Pengamat: Penjualan Pasir Laut Diprediksi Dilakukan 'Ugal-Ugalan'

Nasional • 2 days ago

Jokowi kembeli membuka izin ekspor pasir laut setelah 20 tahun dilarang di era Megawati Soekarnoputri. Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi memprediksi pengerukan itu akan dilakukan secara ugal-ugalan.

"Jualan pasir laut ini, harganya tidak terlalu mahal, sedangkan target pengusaha yang diizinkan adalah mengejar omzet. Sehingga, saya memprediksi mereka akan melakukan pengerukan secara ugal-ugalan," ujar Fahmy dalam program Primetime News Metro TV, Rabu, 31 Mei 2023.

Menurutnya, tidak ada yang bisa menjamin keamanan dari kegiatan ekspor tersebut. Meskipun, Pemerintah mengatakan akan mengawasi menggunakan teknologi canggih sekalipun.

"Secanggih apapun tekonologi yang digunakan, tidak akan bisa dilakukan untuk pengawasan ekspor pasir laut," ungkap Fahmy

Fahmy juga menyinggung Jokowi tidak melanjutkan apa yang sudah dilarang oleh Megawati. Ia mengatakan, Megawati melarang kegiatan itu pasti sudah melalui pertimbangan yang sangat matang.

Jika tujuan utama pengerukan pasir laut itu untuk sedimentasi di dalam negeri, Fahmy berpendapat  tidak perlu menjualnya ke luar negeri. Hal itu dikarenakan, uang yang dikeluarkan akan lebih besar daripada yang diperoleh.

Sindir Cawe-Cawe Jokowi, DPP PKS: 'Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari'

Sindir Cawe-Cawe Jokowi, DPP PKS: 'Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari'

Nasional • 2 days ago

Jokowi telah mendeklarasikan diri akan cawe-cawe demi bangsa dan negara di hadapan pemimpin media, Selasa, 30 Mei 2023 siang. Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera merespons pernyataan itu dengan pribahasa, "guru kencing berdiri, murid kencing berlari".

"Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Saya khawatir apa yang dilakukan, akan dicontoh oleh orang di bawahnya," ungkap Mardani, dalam program Primetime News Metro TV, Rabu, 31 Mei 2023.

Usai mengeluarkan diksi cawe-cawe, pihak Istana membuat rilis yang mengartikan diksi yang diucapkan Jokowi tersebut. Dalam rilis itu ada tiga arti kata cawe-cawe, yakni memastikan pemilu berlangsung jurdil, memastikan pemilu adil untuk berbagai pihak dan memastikan pemimpin selanjutnya bisa melanjutkan mega proyek pembangunan IKN.

Mardani berpendapat bahwa poin pembangunan IKN menjadi catatan besar dalam cawe-cawe Jokowi. Menurutnya, asumsi itu sangat tidak pantas diungkapkan oleh pihak Istana.

"Itu adalah asumsi yang berbahaya, bahwa pengganti saya (Jokowi) lebih buruk. Oleh karena itu harus melanjutkan legacy saya (Jokowi)," ucapnya.

Mardani meminta Jokowi tidak telalu dalam mencampuri urusan Pilpres 2024. Ia menyebut setiap pemimpin memiliki cara kepemimpinan yang berbeda. Ia juga yakin setiap pemimpin akan menyelesaikan apa yang telah dirancang.

"Biarkan, pemimpin 2024 menyelesaikan dengan caranya sendiri," pungkasnya.

Kendati demikian, Tenaga Ahli Utama KSP, Ade Irfan Pulungan, bersikukuh mengatakan setiap kepemimpinan harus memiliki keberlanjutan. Menurutnya, sustainabel dalam pembangunan akan membawa dampak baik  untuk semua pihak.

"Saya tidak menginginkan apa yang sudah dikerjakan 10 tahun terakhir terganggu, oleh karena itu kita harus diskusikan bersama," ujar  Ade Irfan.

Ade menginginkan Indonesia menjadi negara Maju. Sehingga harus ada proyek pembanguan yang bersifat keberlanjutan.

Sudirman Said Beberkan Sikap Tak Netral Jokowi di Pilpres 2024

Sudirman Said Beberkan Sikap Tak Netral Jokowi di Pilpres 2024

Nasional • 2 days ago

Juru bicara Anies Baswedan, Sudirman Said menyebut tidak sepatutnya Presiden Joko Widodo ikut campur dalam urusan bacapres 2024. Menurutnya Jokowi menunjukkan sikap tak netral di Pilpres 2024, meskipun Jokowi berkilah cawe-cawe yang dilakukannya untuk kepentingan bangsa negara.

Sikap itu terlihat ketika Presiden Jokowi hanya mengundang enam ketua umum partai politik ke Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (2/5). Selain itu Moeldoko yang merupakan bagian dari Istana melancarkan serangan terhadap Demokrat.

"Ini langkah-langkah yang secara non verbal tampak menjadi wujud dari ketidaknetralan itu." ungkap juru bicara Anies Baswedan, Sudirman Said dalam program Primetime News, Rabu (31/5/2023).

Sudirman Said menilai sikap Jokowi itu ditanggapi oleh publik yang khawatir munculnya penjegalan dan kriminalisasi pada Pilpres 2024.

'Jokowi Effect' Pengaruhi Elektabilitas Prabowo dan Ganjar

'Jokowi Effect' Pengaruhi Elektabilitas Prabowo dan Ganjar

Nasional • 2 days ago

Efek Jokowi memiliki dampak yang signifikan terhadap angka elektabilitas calon presiden dan partai politik

Menkeu: Presiden Umumkan Kenaikan Gaji PNS pada 16 Agustus

Menkeu: Presiden Umumkan Kenaikan Gaji PNS pada 16 Agustus

Nasional • 2 days ago

Kenaikan gaji untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan segera diumumkan Presiden Jokowi. Rencana yang tertuang dalam Rancangan Undang-Undang APBN 2024 itu akan dibeberkan pada 16 Agustus mendatang.

"Pak Jokowi akan menyampaikan RUU APBN pada 16 Agustus 2023," ucap Sri Mulyani.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelaskan bahwa Presiden Jokowi akan segera mengumumkan kenaikan gaji untuk para PNS. Hal itu disampaikan saat ditemui di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Sri Mulyani juga mengatakan kenaikan gaji juga akan dirasakan oleh pensiunan, ASN hinga TNI-Polri. Namun, Ia belum bisa membeberkan berapa besarana kenaikan gaji tersebut.

Baliho Raksasa Memperlihatkan Hubungan Jokowi-Prabowo yang Kian Mesra

Baliho Raksasa Memperlihatkan Hubungan Jokowi-Prabowo yang Kian Mesra

Nasional • 2 days ago

Sebuah baliho berukuran 2 x 3 meter ini menarik perhatian pengguna jalan yang melintas di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Baliho Raksasa ini dipasang di lokasi yang strategis dan menampilkan foto Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Pertahanan yang juga ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertuliskan 'Menang Bersama untuk Indonesia Raya'.

Ada 2 pose foto yang ada di baliho. Foto pertama menunjukkan momen saat Prabowo mengemudikan Maung, kendaraan taktis produk PT Pindad, dengan Presiden Jokowi sebagai penumpangnya. Sementara foto kedua menampilkan saat keduanya sedang melangsungkan konferensi pers.

Analis komunikasi politik, Hendri Satrio menilai pemasangan baliho ditunjukkan agar rakyat bisa melihat bahwa Prabowo adalah sosok terdekat dari Presiden Jokowi. Juga ingin mempersepsikan ke publik, bahwa Presiden Jokowi sudah memilih Prabowo sebagai penerusnya sebagai bakal calon presiden.

"Apakah ini menjadi satu kesatuan skenario setelah ucapan Presiden tentang cawe-cawe dan tidak netral terumbar ke publik? Itu yang jelas orang-orang yang ingin masyarakat beropini tentang adanya keharmonisan Pak Jokowi dan Pak Prabowo." ungkap analis komunikasi politik, Hendri Satrio.

Seperti diketahui baliho ini sudah terpasang sejak beberapa hari terakhir. Namun warga sekitar tidak mengetahui persis kapan tepatnya baliho raksasa ini terpasang. 

Pengamat politik juga menilai pemasangan baliho dengan foto Presiden Jokowi dan Prabowo di dalamnya justru akan menggugah persepsi politik dari PDIP dan relawan pendukung Jokowi karena dari baliho memperlihatkan makin mesranya Presiden Jokowi dengan menterinya, Prabowo Subianto, dan makin jauhnya Jokowi dengan Ganjar Pranowo, bacapres dukungan PDI Perjuangan.

Pernyataan Jokowi Cawe-Cawe di Pilpres 2024 Dinilai Berlebihan

Pernyataan Jokowi Cawe-Cawe di Pilpres 2024 Dinilai Berlebihan

Nasional • 2 days ago

Berdalih demi kepentingan bangsa dan negara, Presiden Joko Widodo akhirnya menegaskan dirinya akan cawe-cawe dalam konteks pemilihan pemimpin nasional mendatang, agar dapat melanjutkan kebiakan-kebijakan strateginya. Pernyataan Presiden Jokowi soal cawe-cawe itu dinilai tidak pas dan berlebihan. 

Dulu membantah, kini Presiden Jokowi blak-blakan mengaku akan cawe-cawe dalam pemilihan presiden 2024 mendatang, dengan dalih memastikan perekonomian negara berjalan baik. 

Hal itu diungkapkan Jokowi saat bertemu sejumlah pimpinan media massa dan content creator di Istana Negara, Jakarta, Senin, 29 Mei 2023. Presiden Jokowi bahkan disebut mengatakan lebih dari tujuh kali kata cawe-cawe dengan alasan untuk kepentingan negara. Namun, petinggi PDI Perjuangan yakin Jokowi tidak akan mencampuri urusan penetapan capres. 

"Cawe-cawe dalam bahasa jawa itu ada kepatutannya. Tidak boleh cawe-cawe itu kemudian mengintervensi itu Tidak boleh. Pasti Pak Jokowi tidak (intervensi). Kalau nanti ikut campur dalam penetapan capres-cawapres itu urusan partai, tapi setelah itu Pak Jokowi punya pasukan musra," ujar Ketua Bappilu PDIP, Bambang Wuryanto. 

Elite Partai Demokrat menyatakan, alasan cawe-cawe endorse calon presiden untuk kepentingan bangsa adalah berlebihan dan bisa menjadi preseden buruk. Apa jadinya jika langkah itu juga dicontoh oleh lembaga pemerintah dan lembaga hukum. 

Sementara itu, alih-alih cawe-cawe pilpres, petinggi Partai Keadilan Sejahtera menyarankan Jokowi untuk memastikan pemilu berlangsung jujur dan adil. 

"Presiden jangan merasa sok tahu, apalagi merasa menjadi pengawal utama proses pemilu. Biarkan rakyat mengambil perannya. Biarkan para para ketua umum partai politik membuat ijtihad. Presiden pastikan pemilu berlangsung luber dan jurdil. Tidak perlu ada skenario 1, 2, 3 pasang. Biarkan ngalir saja. Setiap zaman itu ada orangnya, pak Jokowi fokus saja untuk khusnul khotimah," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera. 

Belum genap satu bulan lalu, dihadapan publik, Jokowi pernah membantah tidak akan cawe-cawe soal calon presiden, usai mengumpulkan enam Ketua Umum Partai di Istana Kepresidenen. Rekam jejak pernyataan Jokowi itu dinilai sebagai bukti tidak sejalannya perkataan dan perbuatan Jokowi alias tidak konsisten. 

"Saya bukan cawe-cawe. Urusan capres-cawapres itu urusannya partai atau gabungan partai," ujar Jokowi. 

"Sekarang dia bilang oke demi bangsa dia (Jokowi) harus cawe-cawe. Presiden harus kita ingatkan bahwa tidak begitu caranya. Anda hanya bisa kut cawe-cawe dan menempatkan bangsa di atas segalanya pada saat bangsa itu berada dalam keadaan gonjang-ganjing. Stabilitas ekonomi dan segala macam betul urusan pemerintahan, tapi itu tidak ada hubungannya dengan capres," ujar pakar hukum tata negara, Margarito Kamis. 

Politik cawe-cawe ala Presiden Jokowi di ujung masa jabatannya, direspons negatif oleh warganet. Berdasarkan survei continuum Indef, 92 persen warganet mengeluhkan tindakan cawe-cawe Pesiden Jokowi yang memanggil enam ketua umum partai politik ke Istana, kecuali Partai NasDem awal Mei lalu. 

Hanya 8 persen warganet  yang menyebut ikut campur Jokowi dalam menentukan capres dan cawapres itu sesuai dengan arah kemajuan bangsa. 

Baliho Foto Jokowi-Prabowo di Jakarta Curi Perhatian

Baliho Foto Jokowi-Prabowo di Jakarta Curi Perhatian

Nasional • 2 days ago

Sebuah baliho berukuran 2x3 meter menarik perhatian penggunan jalan karena berisikan foto Presiden Jokowi dan Prabowo terpampang di ruas Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Baliho tersebut bertuliskan "Menang Bersama untuk Indonesia Raya". 

Baliho ini terlihat jelas bagi pengendara yang melintas di Jalan Kramat Raya. Pada baliho ini, menunjukan dua foto Jokowi dan Prabowo berdampingan. 

Diketahui, baliho tersebut sudah terpampang sejak beberapa hari terakhir, Meski begitu, warna sekitar tidak tahu persis kapan tepatnya baliho ini terpasang. 

Pengamat: Jokowi Harus Mampu Bedakan Domain Privat & Politik di Pilpres 2024

Pengamat: Jokowi Harus Mampu Bedakan Domain Privat & Politik di Pilpres 2024

Nasional • 2 days ago

Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam menyatakan, dampak inkonsistensi presiden ini akan menjadikan kekuasaan negara menjadi tidak netral, sehingga dipertanyakan kredibilitasnya.

"Jika negara tidak netral, maka kemudian proses demokrasi dalam konteks pemilu di 2024 menjadi dipertanyakan kredibilitas, keterbukaan dan juga rasa keadilannya," ujar Khoirul Umam.

Ia menambahkan, meski memiliki hak berpolitik, pemimpin negara harus mampu membedakan domain privat dan domain politik.

"Harus bisa membedakan mana domain privat dan publik. ketika berbicara domain pulik silahkan menggunakan fasilitas negara dan menggunakan kekuasaan negara. Tetapi kalau masuk dalam domain privat berhubungan dengan kepentingan pribadi, kepentingan partai semua harus dinetralkan," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku tidak akan netral dalam Pilpres 2024. Jokowi menjelaskan cawe-cawe dalam Pemilu 2024 dilakukannya demi memastikan kebijiakan strategis nasional di antaranya, pembangunan IKN. 

"Saya harus cawe-cawe,” kata presiden ketika berbincang dengan para pemimpin media massa di Istana Merdeka, Senin 29 Mei 2023.

Jokowi menambahkan, ikut campur dalam urusan pilpres dilakukan untuk negara dan bukan kepentingan praktis. Ia juga mengklaim bahwa aparatnya tidak akan salah tafsir soal pernyataan yang dibuatnya.

Kebelet Cawe-Cawe Kepala Negara

Kebelet Cawe-Cawe Kepala Negara

Nasional • 3 days ago

Pernyataan Presiden Joko Widodo untuk tidak akan netral dan harus cawe-cawe di Pilpres 2024 telah menghinakan akal sehat rakyat. Tidak pernah ada kebaikan yang lahir dari cawe-cawe penguasa, apalagi penguasa yang masa baktinya akan habis dalam hitungan bulan. 

Presiden Jokowi seharusnya cukup bertindak memastikan bahwa Pemilu 2024 berjalan dengan lancar. Perkara siapa yang akan menerima tongkat estafet untuk lima tahun mendatang, biar itu diputuskan oleh rakyat selaku pemilik sah kedaulatan di Republik ini. 

Keinginan Jokowi untuk ikut campur dalam pemilu disampaikan langsung oleh mantan Wali Kota Surakarta itu saat jamuan makan bersama pemimpin redaksi sejumlah media massa dan content creator di Istana Negara, Senin (29/5/2023) sore. 

Harus kita katakan bahwa pernyataan ini terlalu vulgar. Publik pun semakin yakin, bahwa Jokowi sejatinya takut kehilangan kekuasaan. Ia sampai harus mencari penerus. Republik ini laksana kerajaan dengan putra mahkota adalah sosok yang wajib direstui sang raja. 

Istana melalui Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Setpres Bey Machmudin sampai harus mengeluarkan klarifikasi. Bey menyebut, Jokowi ingin pemimpin nasional ke depan dapat melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN), hilirisasi dan transisi energi bersih. 

Namun, klarifikasi dari Istana justru semakin menguatkan keyakinan bahwa Jokowi yang notabene seorang kepala negara memang sedang meremehkan kecerdasan masyarakat. Publik seperti dianggap bodoh, harus dituntun, tidak bisa mencari siapa sosok yang kredibel menakhodai negeri ini untuk lima tahun ke depan. 

Pembangunan IKN misalnya, sudah diatur melalui Undang-Undang No 3 Tahun 2022. Rakyat paham betul bahwa siapa pun pengganti Jokowi haruslah melanjutkan kebijakan pembangunan IKN. Sebab, jika tidak, itu sama saja melanggar perintah undang-undang. 

Kita juga harus meluruskan jalan pikiran Jokowi yang bengkok itu. Pasal 6A ayat 2 UUD 1945 menyatakan, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum. 

Tidak ada satu pun ayat yang mengatakan, pemimpin berikutnya ditentukan oleh petahana. Kalaupun Jokowi ingin seorang penerus dan meninggalkan legasi, biarlah itu tumbuh karena ide, bukan ambisi apalagi akal-akalan ala Istana.

Ali Mochtar: Memangnya Salah Kalau Jokowi Cawe-Cawe?

Ali Mochtar: Memangnya Salah Kalau Jokowi Cawe-Cawe?

Nasional • 3 days ago

Presiden Jokowi mengakui bahwa akan cawe-cawe demi kepentingan bangsa dan negara di harapan para pimpinan media. Selasa (30/5/2023) siang. Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan tidak ada yang salah dengan kalimat yang diucapkan Jokowi.

"Memangnya kalau cawe-cawe untuk bangsa dan negara ada yang salah," tanya Ali di program Primetime News Metro TV, Selasa (30/5/2023).

Ali mengatakan masyarakat terlalu takut dengan kata cawe-cawe Jokowi. Sehingga, menurut Ali, terkesan Presiden Jokowi di mata masyarakat telalu mencampuri urusan pemilu.

"Mengapa kita terlalu paranoid melihat perkara ini (cawe-cawe), presiden tidak melanggar undang-undang dan etika," ungkap Ali.

Alih-alih mendinginkan suasana, pernyataan Ali juga justru memantik emosi dari Analis Ekonomi Politik, Didik J Rachbini. Didik mengatakan Jokowi tidak memiliki etika dalam berpolitik. Didik mengibaratkan seperti halnya meludah ke lantai dalam sebuah acara pesta besar.

"Saya mencontohkan dengan meludah supaya ekstrem, supaya terlihat salahnya di mana, ini masalah etik" ungkap Didik dengan nada tinggi.

Menurut Didik, presiden selaku kepala negara, jika dilihat dari segi politik maka tidak boleh memihak salah satu kubu. Ia mengatakan, pengaruh dan kekuatan yang dimiliki Jokowi masih sangat besar dalam gelaran lima tahun sekali tersebut.

Kendati demikian, Ali tetap berpegang teguh dengan pernyataannya yang mengatakan tidak ada maksud khusus dalam diksi cawe-cawe Jokowi. Bahkan, Ali secara tegas mengatakan Jokowi tidak memihak kepada siapa pun.

Ali menegaskan Jokowi hanya ingin memastikan pemilu berjalan dengan jujur dan adil. Bahkan Ia mengatakan, masyarakat telalu membesar-besarkan kata cawe-cawe tersebut.

Diksi Cawe-Cawe Jokowi Dinilai Multitafsir

Diksi Cawe-Cawe Jokowi Dinilai Multitafsir

Nasional • 3 days ago

Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut akan cawe-cawe demi bangsa dan negara, kini berbuntut panjang. Banyak yang mempermasalahkan diksi "cawe-cawe", lantaran dinilai multitafsir.

"Cawe-cawe ini kan banyak maknanya, jadi multitafsir," ucap Direktur Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago, dalam program Metro Hari Ini Metro TV, Selasa (30/5/2023).

Pangi sangat menyayangkan Jokowi menggunakan diksi cawe-cawe jika alasannya untuk memastikan pemilu berlangsung luber dan jurdil. Ia berpendapat, Jokowi harusnya mengubah diksi kontroversial itu dengan diksi yang sebenarnya.

"Jokowi sangat disayangkan tidak pernah mengucapkan statement yang berkelas, seperti contohnya kata netral, memberi ruang yang sama kepada para kontensan, itu akan lebih jelas," ungkapnya.

Pangi juga mengungkapkan, jika presiden partisan dalam urusan pemilu, maka tidak menutup kemungkinan bisa menurunkan citra presiden. Bahkan, menurutnya, kualitas demokrasi pun akan ikut menurun. 

"Ini akan menjadi lingkaran setan, bagaimana jika nantinya presiden selanjutnya menjadi seperti ini (cawe-cawe)," tutur Pangi.

Kendati demikian, Pangi tidak menampik bahwa Jokowi tidak melanggar hukum. Hanya saja, lagi-lagi etika seorang presiden kembali dipertanyakan. Sehingga, Ia berharap, Jokowi tidak terlalu mencampuri urusan pemilu lantara kedaulatan ada di tangan rakyat.

Analis: Jokowi Tak Punya Etik Bersikap Cawe-Cawe Urusan Capres

Analis: Jokowi Tak Punya Etik Bersikap Cawe-Cawe Urusan Capres

Nasional • 3 days ago

Presiden Jokowi dalam forum pertemuan pimpinan media mengatakan akan cawe-cawe demi bangsa dan negara. Pernyataan itu membuat geram Analis Ekonomi Politik, Didik J Rachbini, dan mengatakan, Jokowi tidak memiliki etik.

"Kalu secara hukum memang tidak salah, tetapi tidak punya etik," ucap Didik dalam program Primetime News Metro TV, Selasa (30/5/2023).

Didik mengungkapkan bahwa Jokowi tidak memiliki etik jika cawe-cawe jelang Pilpres 2024. Bahkan, ia mengibaratkan seperti halnya meludah ke lantai dalam sebuah acara pesta besar.

"Saya mencontohkan dengan meludah supaya ekstrem, supaya terlihat salahnya dimana, ini masalah etik" ungkap Didik dengan nada tinggi.

Menurut Didik, presiden selaku kepala negara, jika dilihat dari segi politik maka tidak boleh memihak salah satu kubu. Ia mengatakan, pengaruh dan kekuatan yang dimiliki Jokowi masih sangat besar dalam gelaran lima tahun sekali tersebut.

"Dia (Jokowi) punya sumber daya, punya intel, kekuatannya masih sangat besar," ujarnya.

Kendati demikian, pihak istana mengatakan bahwa tidak ada yang salah dalam perkataan Jokowi dalam pertemuan dengan para pemimpin media siang tadi. Bahkan, Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan Jokowi tidak memihak ke mana pun.

"Tidak ada yang salah dengan diksi cawe-cawe Jokowi," ujar Ali Mochtar Ngabalin.

Ali menegaskan Jokowi hanya ingin memastikan pemilu berjalan dengan jujur dan adil. Bahkan ia mengatakan, masyarakat telalu membesar-besarkan kata cawe-cawe tersebut.

"Ini pertemuan yang biasa dilakukan, Jokowi bukan presiden pertama yang melakukan pertemuan tersebut," ungkap Ali.

Sebeumnya, Presiden Jokowi mengaku dan menjelaskan cawe-cawe dalam Pemilu 2024 untuk memastikan kebijakan strategis nasional. Di antaranya, perkembangan ekonomi dan pembangunan IKN dapat dilanjutkan.

Jokowi mengakui hal itu dihadapan para pemimpin redaksi media di Istana Negara, Senin (29/5/2023). Jokowi menegaskan tidak akan melanggar konstitusi, ia berasalan mengupayakan Indonesia menjadi negara maju. 

Jokowi dan Arti Cawe-cawe

Jokowi dan Arti Cawe-cawe

Nasional • 3 days ago

Arsul Sani: Cawe-Cawe Jokowi Ditafsirkan Seolah-olah Ada Intervensi Kekuasaan

Arsul Sani: Cawe-Cawe Jokowi Ditafsirkan Seolah-olah Ada Intervensi Kekuasaan

Nasional • 3 days ago

Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani menyambut positif pernyataan Presiden Joko Widodo yang ikut campur dalam Pemilu 2024. Menurutnya, keterlibatan Jokowi dalam kontestasi pemilu bukan seolah-olah ada intervensi kekuasaan. 

"Kalau saya memahami yang disampaikan pak Jokowi itu dalam konteks memastikan, bahwa pemilu akan berlangsung schedule, on time dan terminimalisir keterbelahannya. Namun, memang istilah cawe-cawe membuka ruang untuk ditafsirkan seolah-olah akan ada intervensi kekuasaan dalam proses pemilu," ujar Arsul Sani. 

Hal senada juga dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Bappilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto. Keduanya menilai pernyataan Jokowi bermaksud untuk memastikan pemilu berjalan lancar. 

Presiden Jokowi mengaku akan cawe-cawe dalam kontestasi politik 2024 untuk memastikan kebijakan strategis nasional dilanjutkan, seperti perkembangan ekonomi dan pembangunan IKN. 

Anies: Ada Kekhawatiran Kriminalisasi dan Ketidaknetralan Imbas Sikap Cawe-Cawe Jokowi

Anies: Ada Kekhawatiran Kriminalisasi dan Ketidaknetralan Imbas Sikap Cawe-Cawe Jokowi

Nasional • 3 days ago

Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bertemu dengan Tim 8 partai koalisi, Selasa (30/5/2023). Dalam pertemuan itu Anies mengungkapkan kekhawatirannya Presiden Joko Widodo yang cawe-cawe dalam politik Pilpres 2024. 

Dalam pertemuan yang digelar di Sekretariat Perubahan, Anies menyampaikan masyarakat khawatir munculnya penjegalan dan kriminalisasi.

"Ada yang mengungkapkan kekhawatiran tentang tidak netralnya penyelenggaraan pemilu. Ada kekhawatiran caleg-caleg yang mungkin  yang mungkin dapat perlakuan tidak fair," kata Anies di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan.

Selain itu, Anies juga mendengar kekhawatiran tidak netralnya penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) serta calon legislatif (caleg) maupun partai politik mendapatkan perlakuan tidak adil dari pernyataan cawe-cawe itu.

"Kekhawatiran juga partai-partai mendapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang mendapat perlakuan tidak fair, kemudian juga potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe," jelas Anies.

Ia berharap semuanya itu tak terbukti dan hanya kekhawatiran semata dirinya bersama Tim 8. Ia berharap semua pihak bisa menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Kemudian baik pasangan calon presiden maupun calon legislatif mendapatkan hak-hak yang sama.

"Kami berharap kekhawatiran-kekhawatiran yang tadi diungkapkan itu tidak benar. Itu adalah kekhawatiran saja." harap Anies.

Sebelum bertemu di Sekretariat Perubahan, perwakilan Anies dan perwakilan partai koalisi mengadakan pertemuan di NasDem Tower Kantor DPP Partai NasDem. Pertemuan kali ini menyoroti sikap Presiden Joko Widodo yang mengaku turut cawe-cawe dalam politik Pilpres kali ini.

Berdasarkan pernyataan dari Istana, pernyataan Presiden Jokowi selaku Kepala Negara bermaksud untuk memastikan pemimpin ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi dan transisi energi bersih.