- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Editorial Malam: Megawati Mentahkan Dua Poros Pilpres
Nasional • 10 hours agoDengan tiga pasangan calon Presiden dan calon wakil presiden akan membuat gelaran Pilpres 2024 berjalan aman dan damai. Dengan tiga paslon, polarisasi tajam yang membelah masyarakat seperti Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 diprediksi tidak akan terjadi.
Dengan tiga poros membuat pemilu 2024 tanpa polarisasi tajam dibandingkan hanya satu putaran dengan dua poros. Pemilu 2024 diprediksi bakal lebih tenang, potensi kerawanan akan lebih rendah. Jika Pemilu 2024 berjalan damai, dunia bisnis dan ekonomi juga akan kondusif.
Berbeda jika hanya dua pasang capres, risiko keamanannya terlalu tinggi, karena akan banyak black campaign dan pertarungannya akan tajam apabila head to head.
Tiga pasangan capres, dapat meminimalisir terjadinya pembelahan di masyarakat, karena secara mental polarisasi politik sangat melelahkan. Artinya dari faktor keamanan dan faktor ekonomi tiga pasang capres lebih banyak memberikan kemaslahatan.
Belum lagi nilai positif dari perspektif demokrasi. Semakin banyak calon, maka aspirasi rakyat akan lebih terwakili. Keragaman rakyat Indonesia tentunya tidak cukup hanya diwakili dua paslon. Semakin banyak calon, maka makin banyak pilihan rakyat.
Saat ini sudah ada tiga poros koalisi partai politik pendukung Capres/cawapres menuu Pemilu 2024. Yakni pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) yang diusung oleh Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Kemudian ada Koalisi Indonesia Maju Pengusung Prabowo Subianto yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, sejumlah parpol non parlemen. Serta Koalisi pengusung Ganjar Pranowo yang dimotori Partai Dmeokrasi Indonesia Perjuangan bersama PPP.
Dengan tiga poros koalisi yang ada saat ini, optimisme gelaran pemilu 2024 akan berlangsung lancar dan damai bakal terwujud. Pemilu yang lebih mengedepankan perang gagasan dan program, bukan sekedar saling lempar hoaks dan kampanye hitam.
Wacana untuk mendesain pilpres satu putaran ini timbul-tenggelam. Mencuat pada April lalu, kemudian meredup, hingga akhirnya muncul lagi pada bulan lalu yang dipicu pernyataan politisi PKB Jazilul Fawaid yang menegaskan pasangan AMIN siap berlaga meskipun dua paslon.
Wacana menggabungkan Prabowo - Ganjar atau Ganjar - Prabowo kembali menggelinding. Bahkan petinggi PDIP, seperti Puan Maharani mengaku mempertimbangkan hal itu. Alasannya, Pilpres satu putaran lebih efisien dan berlangsung cepat.
Akhirnya, keteguhan sikap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menutup kemungkinan mendegradasi posisi Ganjar dari Capres menjadi Cawapres bagi Prabowo telah menjadi penegasan bahwa wacana pilpres dua paslon menemui jalan buntu. Di sisi lainnya, sejumlah politisi Gerindra juga tidak rela jika Prabowo menjadi cawapres Ganjar.
Sikap Megawati yang mementahkan wacana duet Prabowo-Ganjar dalam Rakernas IV PDIP di Jakarta membuat pemilu presiden (pilpres) diperkirakan akan tetap diikuti tiga paslon. Semua sepakat bahwa wacana pilpres satu putaran adalah strategi politik yang tak mendidik rakyat, sebab hak rakyat digiring untuk memenangkan kepentingan pihak tertentu semata.
Jangan karena alasan pilpres satu putaran akan menghemat biaya. Tapi kalau prosesnya tidak benar sama saja membelenggu demokrasi. Jangan sekali-kali melakukan intervensi dalam proses kontestasi politik seperti itu, karena justru akan membajak demokrasi.