Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: dok MI/Susanto.
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengusulkan kepada Komisi VI DPR RI agar delapan BUMN mendapat penyertaan modal negara (PMN) tunai dengan total Rp57,96 triliun dan PMN nontunai sebesar Rp673,36 miliar pada 2024.
"Menteri Keuangan tetap, kemarin sudah diputuskan ini jadi masukan justru PNM 2024. Makanya, kita lihat PMN 2024 berubah yang tadinya Rp33 triliun menjadi Rp57 triliun," kata Erick Thohir saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, dilansir Media Indonesia, Selasa, 6 Juni 2023.
Erick menjelaskan PMN tunai Rp33 triliun yang telah terlebih dahulu diajukan itu dialokasikan untuk tujuh BUMN, yakni PLN mendapat PMN Rp10 triliun untuk pencapaian target rasio elektrifikasi, Hutama Karya Rp10 triliun untuk pendanaan masa operasi, Pelni mendapat Rp4 triliun untuk pembelian tiga kapal penumpang untuk rute perintis.
Kemudian IFG dan INKA masing-masing mendapat alokasi sebesar Rp3 triliun. IFG akan menggunakan dananya untuk meningkatkan kapasitas penjaminan KUR dan INKA untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi.
Selanjutnya, Rekayasa Industri mendapat Rp2 triliun untuk dukungan restrukturisasi struktur permodalan dan RNI sebesar Rp1,9 triliun untuk penyertaan ke anak perusahaan investasi dan modal kerja.
Usulan penambahan PMN Rp24,04 triliun, kata Erick, akan digunakan untuk PMN tambahan berdasarkan rapat internal Presiden pada 28 April lalu.
Hutama Karya akan mendapat tambahan sebesarRp12,5 triliun untuk menyelesaikan pembangunan ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan Kayu Agung-Palembang-Belitung.
Selain itu, IFG mendapat tambahan sebesar Rp3,56 triliun untuk menyelesaikan pengalihan polis Jiwasraya. BUMN yang baru diusulkan untuk mendapat PMN tunai ialah Wijaya Karya yang akan digelontorkan dana sebesar Rp8 triliun untuk penyehatan struktur pemodalan.
Adapun untuk PMN nontunai sebesar Rp673,36 miliar akan dialokasikan untuk Len Industri sebanyak Rp649,23 miliar dan Varuna Tirta Prakasya sebesar Rp24,13 miliar.