Bank sentral Australia. FOTO:
Jakarta: Era kenaikan tingkat suku bunga tampak masih belum usai. Bank Sentral Australia secara tak terduga kembali menaikkan tingkat suku bunga dari 3,85 persen menjadi 4,10 persen.
Kenaikan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps, tentu menjadi tidak terduga karena tidak diawali rencana terlebih dulu. Setelah pertemuan Dewan Gubernur, Bank Sentral Australia mengatakan kenaikan tingkat suku bunga masih terbuka lebar. Mereka ingin memastikan inflasi kembali kepada target yang sudah ditetapkan.
"Kenaikan tingkat suku bunga Australia di level 4,1 persen merupakan level tertinggi sejak bulan April 2012 silam. Kami melihat kenaikan tingkat suku bunga yang dilakukan lebih untuk memitigasi risiko. Australia tampak khawatir inflasi akan lebih sulit untuk dikendalikan dengan level tingkat suku bunga yang ada sekarang ini," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu, 7 Juni 2023.
Dengan tujuan untuk menjaga agar inflasi terkendali dan kembali kepada target, terlihat ada potensi yang lebih besar bagi Bank Sentral Australia untuk menaikkan kembali tingkat suku bunga, setidaknya satu kali lagi dengan titik puncak kenaikan tingkat suku bunga akan berada di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen
Dengan terbuka ruang bagi Bank Sentral Australia untuk menaikkan tingkat suku bunga, nilai mata uang dolar Australia dan imbal hasil obligasi naik. Kenaikan tingkat suku bunga ini merupakan kekuatan dari ekspektasi proyeksi inflasi yang terus berkembang, pasar tenaga kerja yang ketat, dan fluktuasi harga rumah.
Didorong tingkat inflasi yang tinggi
Gubernur Bank Sentral Australia Philip Lowe mengatakan keputusan ini didorong oleh data yang tidak stabil, dengan masalah utama pada inflasi yang berada di kisaran 7,0 persen, jauh dari target Bank Sentral Australia pada kisaran dua sampai tiga persen.
Saat ini Dewan Gubernur Bank Australia masih mewaspadai risiko ekspektasi inflasi yang masih sangat tinggi dan berkontribusi terhadap kenaikan harga dan upah yang lebih besar, didukung oleh tingkat pengangguran yang masih sangat rendah.
Ditambah lagi, pekan lalu pemerintah Australia menaikkan upah minimum nasional sebesar 5,75 persen, yang efektif pada 1 Juli. Tentu ini akan semakin mendorong inflasi menguat karena daya beli yang jauh lebih besar. Sehingga inflasi akan sulit diturunkan.
Deutsche Bank AG memproyeksikan kenaikan tingkat suku bunga Australia akan berkisar di 4,6 persen pada September nanti. "Kami cukup khawatir dengan tekanan yang timbul akibat kenaikan tingkat suku bunga ini, karena akan memperlambat aktivitas ekonomi. Laju perekonomian Australia melemah dalam tiga bulan terakhir. Meski demikian kekuatan untuk terus melangkah maju masih sangat kuat karena didukung oleh level pengangguran yang rendah," kata Nico.
Philip Lowe mengatakan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut akan kembali diperlukan untuk memastikan inflasi bisa kembali kepada target yang ditetapkan, namun kenaikan suku bunga berikutnya akan tergantung bagaimana perekonomian dan inflasi akan berkembang.
"Diharapkan kenaikan tingkat suku bunga tidak terlalu tinggi. Tapi mengingat, inflasi yang hampir menyentuh 7,0 persen, kami rasa, Bank Sentral Australia akan kembali menaikkan tingkat suku bunga," kata Nico.