NEWSTICKER

Kecakapan Digital Perlu Ditingkatkan untuk Kurangi Perilaku Kurang Etis di Dunia Maya

Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Kecakapan Digital Perlu Ditingkatkan untuk Kurangi Perilaku Kurang Etis di Dunia Maya

Angga Bratadharma • 6 June 2023 07:23

Nganjuk: Dunia digital dengan ratusan juta warganya terus bertumbuh. We Are Social Hootsuite menyebut pada 2022 sampai dengan Februari saja terdapat 204,7 juta warga Indonesia sudah terkoneksi internet, atau 73 persen dari populasi penduduk. Namun, kecakapan digital harus ditingkatkan guna mengurangi pelanggaran dan perilaku kurang etis di ruang digital.

"Salah satu manfaat transformasi teknologi digital bagi kehidupan umat manusia adalah menggunakan ruang digital untuk aktivitas berdakwah," ujar Dosen dan Instruktur Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informasi (BPSDM Kominfo) Surabaya Rizky Wulandari, dalam sebuah diskusi, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 6 Juni 2023.

Diskusi luring bertajuk 'Aktivitas Dakwah di Ruang Digital' yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Komunitas Sholawatan Kertosono itu dilakukan secara chip in di acara 'Gema Sholawat' yakni, dalam rangka tasyakuran boyongan Pasar Kertosono.

Selain Rizky Wulandari, ada narasumber lain. Mereka adalah dosen sekaligus digital enthusiast M Adhi Prasnowo, Chief Operating Regional ACSB East Java Muhajir Sulthonul Aziz, serta Mohammad Noviyanto sebagai moderator.

Rizky menambahkan pemanfaatan teknologi digital oleh para pendakwah melalui berbagai cara untuk meningkatkan kecakapan digital diharapkan mampu mengidentifikasi sekaligus menyikapi pelanggaran dan perilaku kurang etis di ruang digital.

"Kini, aktivitas dakwah dipermudah dengan membuat beragam konten dakwah secara digital, baik itu kajian ilmu agama maupun tausiyah singkat," urai Rizky.

Terkait itu, lanjut Rizky, perlunya membuat konten yang mengajarkan kemaslahatan umat dan memberi manfaat. Hindari ajaran agama yang mengandung ujaran kebencian dan tak membawa manfaat.

Sementara itu, Adhi Prasnowo mengatakan, aktivitas dakwah di ruang digital harus dilakukan dengan mengusung niat untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Sedangkan bagi masyarakat, perlu memastikan sumber dakwah berasal dari tokoh yang memiliki kredibilitas tinggi.

Berdakwah lewat media digital, sambung Adhi, juga harus memenuhi kaidah ruang lingkup etika digital, dengan ajaran yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. "Ruang lingkup etika digital itu meliputi kesadaran, tanggung jawab, integritas, serta kebajikan," imbuh Adhi.

Sementara itu, Muhajir Sulthonul Azis mengatakan, yang menonton dan menikmati konten dakwah adalah nyata manusia. Bukan sederet huruf dan angka yang tak berperasaan, serta punya empati dan emosi yang harus dijaga. "Karena itu, pilihlah narasi yang sejuk dan tidak mengaduk emosi, apalagi sampai menyakiti," pesan Muhajir.

Budaya dan tata krama di ruang digital, lanjutnya, hakikatnya sama dengan ruang nyata. Karena itu, jadilah pendakwah yang bertanggung jawab, mengajarkan tenggang rasa dan toleransi, sebagaimana diajarkan Pancasila di ruang nyata. "Sebab, pendakwah yang memahami etika di ruang digital akan jadi rujukan kebenaran dalam menambah wawasan agama," ujarnya.

Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.

Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Angga Bratadharma)